Kalimat adalah gabungan kata atau pun frasa kata yang disusun dengan mengikuti pola penyusunan tertentu sehingga memiliki arti atau pun makna. Sebuah kalimat harus tersusun setidaknya oleh dua kata atau pun dua frasa kata yaitu satu kata subjek dan satu kata predikat.
Jenis kalimat menurut fungsinya sebagai berikut.
1. Kalimat deklaratif
Adalah kalimat yang
bertujuan untuk memberikan informasi dari penutur dan lawan tutur.
Adapun jenis jenis
kalimat deklaratif:
a. Kalimat deklaratif aktif
bersifat aktif dimana subjek (S)
melakukan tindakan kepada objeknya (O)
Contoh.
Seekor burung menabrak kaca
jendela rumahku pagi tadi pukul 07.00.
Aku dan keluargaku mengunjungi
rumah nenek dua hari yang lalu.
Reza dan keluarganya mengunjungi
daerah istimewa Yogyakarta selama 1 minggu.
Saya pergi kekebun memanen durian
kemarin pagi.
Saya mengerjakan tugas kuliah
hampir setiap hari.
b. Kalimat deklaratif
pasif
bersifat pasif yaitu subjeknya (S) dikenai tindakan
oleh Objek (O).
Contoh:
Sebuah mobil dirampok oleh sejumlah penjahat yang
membawa senjata api kemarin malam.
Adik menerima
hukuman gurunya tidak mengaji.
Pejalan kaki naas itu tertabrak kereta yang sedang
melaju kencang.
Saya dikenai denda lima ratus ribu rupiah akibat lalai
dalam berkendara.
Petani merasa dirugikan akibat merosotnya harga hasil
bumi.
c. Kalimat deklaratif
inversi
predikatnya mendahului subjek.
Contoh:
Dimarahinya anak itu di dalam rumah .
Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Sudah saya selesaikan urusan itu.
Ambilkan ayah Koran diatas meja !
Setuju kami untuk pergi bersama- sama.
d. Kalimat deklaratif
langsung
kalimat deklaratif yang berupa hasil kutipan
pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Contoh:
Pakde berkata,”Saya melihat icha sedang berjualan hari
itu.”
“Paman akan pergi keliwa besok pagi.” Kata ibuku.
Dosenku berkata,”kita akan pergi filetrip akhir
semester ini.”
e. Kalimat Deklaratif
tidak langsung.
kalimat deklaratif yang melaporkan ucapan atau ujaran
orang lain.
Contoh:
acil berkata bahwa ayahnya sedang dirawat di rumah
sakit Mitra Husada.
Anak itu mengatakan bahwa kecelakaan itu disebabkan
oleh pengendara yang ugal ugalan.
Ibu mengatakan bahwa dia akan pergi ke pasar bersama
ayah pagi ini.
2. Kalimat tanya/introgatif.Kalimat interogatif yang meminta pengakuan jawaban ”ya” atau “tidak”, kalimat tersebut dapat dibentuk dengan cara
memberi intonasi tanya pada sebuah klausa (kalimat). Bisa dilihat dari
kalimat-kalimat berikut.
Jadi hari minggu kita sudah harus mengumpulkan tugas? Mereka disana?
Kalimat interogatif juga dapat dibentuk dengan cara memberi apakah di muka sebuah klausa (kalimat), dapat dilihat dari contoh berikut serta memberi partikel tanya –kah pada bagian kalimat yang ingin ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat yang diberi partikel –kah tersebut lazim ditempatkan pada awal kalimat.
Jadi hari minggu kita sudah harus mengumpulkan tugas? Mereka disana?
Kalimat interogatif juga dapat dibentuk dengan cara memberi apakah di muka sebuah klausa (kalimat), dapat dilihat dari contoh berikut serta memberi partikel tanya –kah pada bagian kalimat yang ingin ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat yang diberi partikel –kah tersebut lazim ditempatkan pada awal kalimat.
Ditamparkah pemuda
itu? Guru SD-kah calon istrinya? Apakah kamu cukup sehat?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya (apa, siapa, mana, berapa, dan kapan) sesuai dengan bagian mana dari kalimat yang ingin ditanyakan.
(a) Penggunaan apa, yaitu untuk menanyakan benda, contoh : Apa isi kadomu itu? Apa yang sudah kauberikan kepada mereka?,apa perbedaanya dengan handphonku?
(b) Penggunaan kata tanya siapa, yaitu untuk menanyakan orang.siapa nama nona cantik itu?,selama bapak ke Bengkulu, siapa saja yang datang kerumah?,oleh siapa dia ditegur?
(c) Penggunaan kata tanya mana, untuk menanyakan keberadaan benda (termasuk orang). Mana Pak RT?, istrimu mana?, mana buku yang kau pinjam?
Untuk menyatakan tempat keberadaan, tempat kedatangan, dan tempat tujuan dengan lebih tepat di muka kata mana ditempatkan preposisi di, ke, dan dari. Contoh : Darimana kamu berasal? Darimana kamu kemarin? Darimana mereka dapat barang itu?
(d) Penggunaan kata tanya berapa, yaitu untuk menanyakan jumlah atau banyaknya sesuatu digunakan. Berapa harga yang pas? Berapa yang kau inginkan? Berapa order?
(e) Penggunaan kata tanya kapan, untuk menanyakan waktu. Kapan lo nyusul kawin? Kapan lo balik?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa alasan yang dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa atau kenapa. Mengapa kamu sering menghilang?, Kenapa anak itu dipukuli?, mengapa tak kau pacari saja dia?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa pendapat (mengenai hal yang ditanyakan) dibentuk dengan bantuan kata tanya bagaimana. Bagaimana ceritanya bisa seperti itu? Bagaimana dengan barang ini kalo, kalo barang dia diberikan?
Kalimat introgatif yang mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul”, meskipun secara eksplisit kata “ya” atau “betul” itu tidak diucapkan.anda dari club RKLC,kamu sudah bercerai, bukan?
3. Kalimat perintah/imperatif
Kalimat interogatif yang meminta jawaban mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya (apa, siapa, mana, berapa, dan kapan) sesuai dengan bagian mana dari kalimat yang ingin ditanyakan.
(a) Penggunaan apa, yaitu untuk menanyakan benda, contoh : Apa isi kadomu itu? Apa yang sudah kauberikan kepada mereka?,apa perbedaanya dengan handphonku?
(b) Penggunaan kata tanya siapa, yaitu untuk menanyakan orang.siapa nama nona cantik itu?,selama bapak ke Bengkulu, siapa saja yang datang kerumah?,oleh siapa dia ditegur?
(c) Penggunaan kata tanya mana, untuk menanyakan keberadaan benda (termasuk orang). Mana Pak RT?, istrimu mana?, mana buku yang kau pinjam?
Untuk menyatakan tempat keberadaan, tempat kedatangan, dan tempat tujuan dengan lebih tepat di muka kata mana ditempatkan preposisi di, ke, dan dari. Contoh : Darimana kamu berasal? Darimana kamu kemarin? Darimana mereka dapat barang itu?
(d) Penggunaan kata tanya berapa, yaitu untuk menanyakan jumlah atau banyaknya sesuatu digunakan. Berapa harga yang pas? Berapa yang kau inginkan? Berapa order?
(e) Penggunaan kata tanya kapan, untuk menanyakan waktu. Kapan lo nyusul kawin? Kapan lo balik?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa alasan yang dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa atau kenapa. Mengapa kamu sering menghilang?, Kenapa anak itu dipukuli?, mengapa tak kau pacari saja dia?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa pendapat (mengenai hal yang ditanyakan) dibentuk dengan bantuan kata tanya bagaimana. Bagaimana ceritanya bisa seperti itu? Bagaimana dengan barang ini kalo, kalo barang dia diberikan?
Kalimat introgatif yang mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul”, meskipun secara eksplisit kata “ya” atau “betul” itu tidak diucapkan.anda dari club RKLC,kamu sudah bercerai, bukan?
3. Kalimat perintah/imperatif
a. Kalimat imperatif
halus
penulisannya menggunakan kata-kata yang dianggap
halus. Kata yang biasa digunakan seperti tolong, cobalah, silakan, sudilah, dan
kiranya.
Contoh: Tolong ambilkan casan hp dikamar! Tolong
nanti datang diacara yasinan! Cobalah dulu, pasti kamu ketagihan! Silakan
anda tertib! Tolong kirimkan paketnya lewat JNE!
b. Kalimat imperatif
transitif
Kalimat yang berpredikat verba transitif mirip dengan
konstruksi kalimat deklaratif pasif.
Contoh:
Ubahlah pola makanmu!
Carilah pekerjaan yang halal!
Nikmatilah masa mudamu!
Belikanlah mainan adikmu!
c. Kalimat imperatif taktransitif
dibentuk dari kalimat deklaratif yang dapat
berpredikat verba dasar; frasa adjektiva, dan frasa verba yang berprefiks ber-
dan meng- ataupun frasa preposisional.
Contoh:
Kamu bersihkan!
Kamu berjalan yang lurus!
Kamu berlari 10 kali keliling lapangan!
Engkau keluar!
Tenang!
Diam!
d. Kalimat imperatif
ajakan dan harapan
kalimat perintah yang di dalamnya terdapat kata ajakan
atau harapan tergolong kalimat yang biasanya didahului dengan kata ayo(lah),
mari(lah), harap, dan hendaknya.
Contoh:
Marilah kita makan bersama!
Marilah kita berangkat!
Ayolah kita pergi!
Mari kita masuk!
Hendaknya kita membuang sampah pada tempatnya!
e. Kalimat imperatif
permintaan
kalimat perintah yang ditandai dengan adanya kata
minta dan mohon. Subjek pelaku kalimat imperatif permintaan adalah
pembicara yang sering tidak dimunculkan.
Contoh:
Mintalah uang jajan ke mamasmu!
Minta waktunya, kawan kawan!
Mohon bersabarlah sedikit!
Mohon maaflah pada kawanmu!
f. Kalimat imperatif
pembiaran
kalimat perintah yang dinyatakan dengan kata
biar(lah), biarkan(lah). Kalimat ini merupakan kebalikan dari kalimat imperatif
larangan. Kalimat imperatif pembiaran berarti membiarkan sesuatu terjadi atau
berlangsung tanpa mendapat larangan.
Contoh:
Biarkan aku yang memanjatnya!
Biarkan aku yang menhampirimu!
Biarkan aku yang kesana!
Biarkan saya sendiri dulu!
g. Kalimat imperatif
larangan
kalimat perintah yang berupa larangan dengan ditandai
dengan kata jangan(lah).
Contoh:
Janganlah membuang sampah sembarangan!
Janganlah mengejek sesama teman!
Janganlah mengacak acak kamarku!
Jangan ugal ugalan dijalan!
Jangan beri maaf!
Jangan bertengkar kalian sudah besar!
4. Kalimat
seru/ eksklamatif
Kalimat Seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Karena
rasa kagum berhubungan dengan sifat, maka kalimat seru dibentuk dari kalimat
statif. Kalimat seru disebut juga kalima interjektif. Cara membuatnya adalah
sebagai berikut;
1.
Balikan urutn kalimat
dari S – P menjadi P – S
2.
Tambahkan
partikel –nya pada P
3.
Tambahkan kata seru di
depan P
Contoh;
1.
gadis itu cantik
sekali!
2.
Wah, bagus sekali
mobil kamu!
3.
Alangkah indahnya
pemandanganya!
4.
Wah, nilaimu bagus
sekali!
5.
Waw, pemandangan di
desa ini bagus sekali!
Tag :
Linguistik
1 Komentar untuk "Contoh Kalimat Deklaratif, Introgatif, Imperatif, dan Ekslamatif"