Implementasi pengalaman belajar.

Makalah (sederhana) Partikel dalam Bahasa Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN


Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang terpenting. Dengan berbahasa, manusia dapat saling berhubungan dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan merupakan tuntutan dalam berbahasa.
Seseorang dikatakan mampu berbahasa apabila ia memiliki keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk dapat terampil berbahasa tentunya memerlukan latihan-latihan yang intensif, baik pada saat di sekolah maupun dalam pergaulan di lingkungan masyarakat sehari-hari.
Belajar bahasa Indonesia, berarti belajar berkomunikasi, belajar mengungkapkan pendapat, gagasan, pikiran, dan mengungkapkan pengalaman kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dengan bahasa yang komunikatif. Selain komunikatif, penggunaan bahasa juga harus sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan-aturan tata bahasa.
Bahasa yang baik adalah ragam bahasa yang tepat serta serasi, yang dipakai menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa yang mungkin tidak termasuk yang benar dalam artian tidak beragam baku. Sedangkan pemakaian bahasa yang benar menurut pendapat Moeliono (1993: 19), menyatakan bahwa pemakaian bahasa yang benar dan betul adalah bahasa yang mengikuti kaidah-kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Jadi, berbahasa yang baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang sesuai dengan sasarannya disamping juga mengikuti kaidah bahasa yang baku atau dianggap baku.
Pada isi makalah ini akan membahas tentang penggunaan partikel dalam penggunaan kalimat, dan juga sebagai acuan dalam penggunaannya. Makalah ini sengaja dibuat sebagai tugas dari mata kuliah morfologi. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.


BAB II
ISI


  1. Pengertian dan Macam-Macam Partikel
Partikel adalah satuan bahasa yang hanya berfungsi memberikan penegasan makna pada unsur bahasa yang diiringinya. Partikel meliputi kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Ada beberapa macam partikel yakni; -lah, -kah, -tah, –pun, dan -per. Tiga yang pertama merupakan klitika, melekat pada kata yang diikutinya sehingga ditulis serangkai. Sedangkan, -pun merupakan kata yang dapat ditulis serangkai dan terpisah, dan –per penulisannya dipisah. Partikel tersebut ada yang sebagai penegas, tetapi ada pula yang bukan.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
  1. Partikel –lah
Partikel –lah, berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat imperatif atau kalimat deklaratif. Contoh:
    1. Pergilah sekarang, sebelum terlambat sekolah!
    2. Makanlah roti itu!
Pada contoh di atas dalam kalimat imperatif, -lah dipakai untuk sedikit menghaluskan nada perintahnya. Pada contoh kedua yakni kata,“Makan + lah  makanlah” seolah-olah “-lah” adalah imbuhan, padahal “lah” bukan imbuhan. Kata makan maknanya sama dengan “makanlah” yang tidak mengalami perubahan, hanya saja “-lah” ini memberi penegasan saja agar memakan roti.
Contoh selanjutnya:
    1. Dialah yang salah.
Pada kalimat deklaratif seperti di atas, -lah dipakai untuk memberikan ketegasan yang lebih keras. Bandingkan jika kalimat tersebut menjadi “Dia yang salah”, hanya memberikan informasi bahwa “Dia salah”.
  1. Partikel –kah
Jika kalimat berita ditambahkan oleh pertikel “-kah”, maka kalimat tersebut menjadi kalimat tanya. Sedangkan partekel “-kah” bila melekat pada kata ganti tanya, sebenarnya bersifat manasuka, menjadikan kalimatnya lebih formal dan sedikit lebih halus.
Perhatikan contoh:
    1. Kemarinkah dia datang?
Bandingkan jika kalimat tersebut berbunyi,”Kemarin dia datang”. Kalimat tersebut hanya merupakan kalimat berita, dan fungsi “-kah” adalah mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya.
    1. Apakah yang sedang terjadi?
Fungsi “-kah” pada kalimat ini hanya menjadikan tutur kata yang lebih halus. Jika dalam kalimat tidak ditemukan adanya kata tanya tetapi intonasinya adalah intonasi interogatif, maka “–kah” akan memerjelas kalimat itu sebagai kalimat interogatif, dan kadang-kadang urutan katanya dibalik. Contoh:
    1. Akan datang dia nanti malam?
    2. Akan datangkah dia nanti malam?
    3. Akankah datang dia nanti malam?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, jika dalam kalimat tidak ada kata tanya tetapi intonasikan intonasinya adalah interogatif, “-kah” memerjelas kalimat agar terlihat menjadi kalimat interogatif, dan urutan kata dapat dibalik. Seperti contoh di atas yang dapat dibalik urutan katanya.
  1. Partikel –tah
Partikel –tah, juga berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat interogatif. Tetapi si penanya sebenarnya tidak mengharapkan jawaban, seolah-olah hanya bertanya pada diri sendiri karena kesangsiannya atau menyatakan keragu-raguan. Pertkel –tah sering ditemukan dalam sastra lama, tetapi sekarang tidak banyak dipakai lagi. Contoh pemakaian partikel –tah:
    1. Apatah artinya hidup ini tanpa engkau disisiku?
    2. Apatah gunanya bersedih hati?
    1. Partikel –pun
Partikel –pun banyak ditemukan dalam kalimat deklaratif. Partikel –pun, dalam penulisannya ada yang serangkai dan ada pula yang terpisah. Partikel –pun yang terpisah mengikuti kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Sedangkan –pun yang serangkai dipakai untuk kata penghubung, misalnya, adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, walaupun dan lain-lain. Contoh pemakaian:
    1. Bukan hanya para guru, para siswa maupun siswi ikut bergotong-royong membersihkan halaman sekolah.
    2. Jangankan mobil, sepada pun aku tidak punya.
Pada contoh tersebut, -pun dipakai untuk menegaskan arti kata yang diiringinya. Pada contoh,”Jangankan mobil, sepeda pun aku tidak punya”, kata –pun menegaskan bahwasannya dia tidak punya mobil dan sepeda. Contoh lain:
    1. Para murid itu pun berbarislah dengan teratur pada saat upacara akan segera dimulai.
Pada contoh itu mengaskan bahwa murid-murid berbaris dengan teratur pada saat upacara akan dimulai, tetapi contoh di atas terdapat –lah yang dipakai bersamaan dengan –pun untuk menandakan suatu perbuatan atau proses mulai “berjalan” atau terjadi.
  1. Partikel –per
partikel –per ada dapat berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ yang ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
    1. Ketika antrean panjang menuju loket Kebun Binatang, para pengunjung masuk satu per satu ke dalam.
    2. Harga gula per kilogram Rp 4.500,00.
    3. Pendapatan Andi sebagai pegawai bank naik per 1 Januari karena kerjanya baik.
Pada contoh pertama, -per diposisikan sebagai pengganti ‘tiap’, dan contoh kedua berarti ‘demi’, dan contoh ketiga berarti ‘mulai’.


BAB III
SIMPULAN


Partikel termasuk kedalam klasifikasi kata kelas tertutup. Kelas kata tertutup adalah kelas kata yang jumlah keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Berbeda dengan kelas kata terbuka yang pada setiap waktu dapat bertambah atau berkurang, semua ituu terjadi karena perubahan dan perkembangan sosial budaya dalam masyarakat. Partikel ada yang sebagai penegas, tetapi ada pula yang bukan. Macam-macan partikel yaitu –lah, -kah, -tah, -pun, dan –per. Ketiga yang pertama merupakan klitika, yang dirangkaikan oleh kata yang mendahuluinya. Sedangkan –pun penulisannya dipisah oleh kata yang mendahuluinya, begitu juga –per yang dapat berarti ‘demi’, ‘tiap’, dan ‘mulai’ penulisannya dipisah dari kata ang mendahuluinya.
Tag : Linguistik
2 Komentar untuk "Makalah (sederhana) Partikel dalam Bahasa Indonesia"

Mohon maaf, hendak bertanya. Referensi bukunya pakai buku dengan judul dan penulis siapa?
Terima kasih.

Maaf baru membalas komentar anda. Kalau tidak salah, buku yang dipakai milik Abdul Chaer yang berjudul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia dan buku lainnya lupa.
Semoga membantu.

Puisi Siswa: Hujan Karya Ghiffari Ramadhan MB

Hujan Karya: Ghiffari Ramadhan MB Hujan... Jikalau engau turun Maka kami semua akan senang Sebagai tanda  rasa syukur kami kepada T...

Back To Top